Aku terlahir di dunia ini.
Aku tumbuh di dunia ini.
Aku belajar di dunia ini.
Apakah dunia ini tempat yang engkau harapankan?
Karena aku berharap kepada diriku sendiri, aku bisa
diterima, dikenal, diingat, dan dikenang atas pencapaianku.
Aku tak tahu apa yang orang bicarakan.
Aku tak tahu apa yang orang dambahkan.
Aku tak tahu apa yang orang cari.
Aku terlahir di dunia ini dengan membawa harapan
besar dan kemilauan dari orang yang sangat berarti keberadaannya didekatku.
Aku terlahir di dunia ini memikul begitu banyak
pertanyaan. Aku terus mencari-cari jawaban yang dapat aku terima. Tetapi aku
salah. Aku tak bisa mencari apa yang hanya aku inginkan atau aku ketahui.
Dunia ini tempat yang luas. Tak cukup kalau saja
hanya mencari apa yang ingin aku ketahui. Aku harus berusaha mencari tahu apa
dan bagaimana, siapa dan mengapa, dimana dan kapan. Dengan begini aku tak akan
habis pertanyaan dan tak akan habis untuk mencari jawaban, karenanya dunia ini luas.
Alangkah sia-sia jika kita tidak mencari tahu apa saja yang berkaitan dengan dunia
tempat kita lahir ini.
Di dunia ini aku tak sendiri.
Di dunia ini penuh akan ragam cerita.
Di dunia ini penuh akan pilihan.
Di dunia ini penuh akan nostalgia.
Ada yang bilang kepadaku, kalau hidup itu harus
belajar dari sejarah. Tetapi kupikir setiap orang memiliki sejarahnya
masing-masing. Dan apakah kita perlu mempelajari sejarah orang lain? Atau cukup
sejarah kita sendiri yang dipelajari sebagai pedoman hidup?
Berbicara sejarah berarti membicarakan kejadian yang
sudah terjadi di masa lalu.
Sebelum aku terlahir di dunia ini, sudah ada orang
yang mendahuluiku untuk bertualang di dunia ini.
Tetapi bukankah waktu itu terus berjalan maju dan hal
yang sama terjadi lagi itu tak akan sama seperti dulunya. Jadi, hal apa yang mesti
kita pelajari di masa lalu? Menurut pikiranku yang sederhana ini, kita boleh mempelajari
sejarah hidup seseorang sebagai pedoman. Hanya sebagai pedoman. Seterusnya untuk
menjalani kehidupan ini, kita diberikan kesempatan untuk bisa menyesuaikannya dengan
apa yang sedang kita alami.
Dengan begini, kita tidak perlu melupakan sejarah kita.
Sejarah kita bukan satu-satunya penentu bagaimana kita
hidup di masa sekarang ataupun masa depan nanti.
Sejarah perlu kita kenang tetapi apa yang telah terjadi
tidak bisa kita gantikan. Kecuali, kita memadupadankan sejarah dan logika penyesuaian.